Welcome to Dian Kurniawati blog

Welcome to  Dian Kurniawati blog
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain

Minggu, 14 Oktober 2012

surat untuk Allah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Aku bangun pagi seperti kebiasaanku, meski hari ini adalah hari liburku. Putri kecilku, Rima pun demikian. la juga terbiasa bangun lebih cepat.

Aku saat itu sedang duduk di depan mejaku sibuk dengan buku-buku dan lembar-lembar kertasku.
“Mama, apa yang engkau tulis?” tanya Rima.

“Aku menuliskan sepucuk Surat kepada Allah,” jawabku.

“Apakah Mama mengizinkan aku untuk membacanya??” tanya Rima lagi.

“Tidak, Sayangku. Surat-suratku ini sangat khusus dan aku tidak mau seorang pun membacanya,”jawabku.

Rima pun keluar dari ruang kerjaku dengan hati yang sedih. Namun ia telah terbiasa dengan itu semua. Aku memang selalu menolaknya.
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit
Feed

Kutangisi hari-hariku yang sia-sia

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Wajah saudariku memucat, tubuhnya mengering. Meskipun begitu, ia tetap selalu membaca al-Qur’an. Jika engkau mencarinya, ia akan senantiasa rukuk, sujud, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit. Begitulah yang selalu ia lakukan, baik di pagi hari, sore, bahkan tengah malam tanpa jemu. Sementara itu, aku lebih suka membaca majalah sastra dan buku cerita, atau menonton video. Kewajibanku terbengkalai, bahkan shalatku berantakan. Kendati video sudah kumatikan, tapi aku masih asyik menonton film selama tiga jam berturut-­turut. Nah, kini adzan berkumandang di mushalla dekat rumahku. Aku kembali ke tempat tidur. Suara saudariku terdengar memanggilku dari mushalla.

“Ya, apa yang engkau inginkan, Naura?” kataku.

Dengan suara datar saudariku bilang, “Jangan dulu tidur sebelum shalat subuh.”

Oh, satu jam lagi baru shalat subuh, karena yang kudengar kali ini baru adzan pertama. Dengan suara yang lembut -begitulah kebiasaan saudariku, bahkan sebelum menderita penyakit ganas yang jatuh terbaring di ranjang- saudariku memanggilku, “Kemarilah, Hanna, duduklah di dekatku.”

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit
Feed