Welcome to Dian Kurniawati blog

Welcome to  Dian Kurniawati blog
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain

Jumat, 06 Juli 2012

*Sebuah penyesalan yang indah*

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Andai Kuberikan Semuanya

Sahabat, mari kita simak sebuah kisah pendek yang mudah mudahan dapat mendorong diri kita untuk lebih banyak beramal sholeh,
dan sebagai renungan atau
muhasabah bagi diri kita mari kita mungkin sebagian sahabat
sudah pernah membaca kisah ini
tetapi ga papa semoga kita
lebih ingat lagi langsung saja
simak kisah berikut ini…

“ANDAI KUBERIKAN SEMUANYA
( sebuah penyesalan yang
indah )
Seperti biasa ketika hari
Jum’at tiba para kaum lelaki
berbondong-bondong menunaikan ibadah Sholat
Jum’at ke Masjid, ketika itu
ada seorang Sahabat sedang
bergegas menuju ke Masjid di
tengah jalan berjumpa dengan
orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-
saruk karena tidak ada yang
menuntunnya, lalu sahabat ini
dengan sabar dan penuh kasih
membimbingnya hingga tiba di
masjid.


Pada hari yang lain ketika
waktu menjelang Shubuh dengan
cuaca yang amat dingin,
Sahabat tersebut hendak
menunaikan Jama’ah Sholat
Shubuh ke Masjid, tiba-tiba ditengah jalan ia melihat
seorang lelaki tua yang tengah
duduk menggigil, hampir mati
kedinginan, kebetulan Sahabat
tadi membawa dua buah mantel,
maka ia mencopot mantelnya yang lama untuk diberikan
kepada lelaki tua tersebut dan mantelnya yang baru ia pakai.

Pernah juga pada suatu ketika
Sahabat tersebut pulang ke
rumah dalam keadaan sangat
lapar, kemudian sang istri
menghidangkan sepotong roti
yang telah dicampur dengan daging, namun tiba-tiba ketika
hendak memakan roti yang
sudah siap santap untuk
dimakan tadi datanglah seorang
musafir yang sedang kelaparan
mengetuk pintu meminta makan, akhirnya roti yang hendak
beliau makan tersebut dipotong
menjadi dua, yang sepotong
diberikan kepada musafir dan
yang sepotong lagi beliau
memakannya. Maka ketika Sahabat tersebut
wafat, Rosulullah Muhammad
SAW datang, seperti yang telah
biasa dilakukan beliau ketika
salah satu sahabatnya
meninggal dunia Rosulullah mengantar jenazahnya sampai
ke kuburan. Dan pada saat
pulangnya disempatkannya
singgah untuk menghibur dan
menenangkan keluarga
almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima
musibah itu.

Kemudian Rosulullah berkata,”
Tidakkah almarhum
mengucapkan wasiat sebelum
wafatnya?”

Istrinya menjawab, saya
mendengar dia mengatakan
sesuatu diantara dengkur
nafasnya yang tersengal-sengal
menjelang ajal” “Apa yang di
katakannya?” “saya tidak tahu, ya Rosulullah, apakah
ucapannya itu sekedar rintihan
sebelum wafat, ataukah pekikan
pedih karena dasyatnya
sakaratul maut. Cuma,
ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan
kalimat yang terpotong-
potong.”

“Bagaimana bunyinya?” desak
Rosulullah.

Istri yang setia itu menjawab,
“suami saya mengatakan
“Andaikata lebih panjang lagi……
andaikata yang masih baru..….
andaikata semuanya…….”

hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung
dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam
keadaan tidak sadar,ataukah
pesan-pesan yang tidak
selesai?”

Rosulullah tersenyum.”sungguh
yang diucapkan suamimu itu
tidak keliru,”ujarnya.

Jadi begini. pada suatu hari ia
sedang bergegas akan ke masjid
untuk melaksanakan shalat
jum’at. Ditengah jalan ia
berjumpa dengan orang buta
yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun.

Maka suamimu yang
membimbingnya hingga tiba di
masjid. Tatkala hendak
menghembuskan nafas
penghabisan, ia menyaksikan
betapa luar biasanya pahala amal sholehnya itu, lalu iapun
berkata “andaikan lebih
panjang lagi”. Maksud suamimu,
andaikata jalan ke masjid itu
lebih panjang lagi, pasti
pahalanya lebih besar lagi.

Ucapan lainnya ya Rosulullah?” tanya sang istri mulai tertarik.

Nabi menjawab,”adapun
ucapannya yang kedua
dikatakannya tatkala, ia melihat
hasil perbuatannya yang lain.
Sebab pada hari berikutnya,
waktu ia pergi ke masjid pagi- pagi, sedangkan cuaca dingin
sekali, di tepi jalan ia melihat
seorang lelaki tua yang tengah
duduk menggigil, hampir mati
kedinginan.

Kebetulan suamimu membawa
sebuah mantel baru, selain yang
dipakainya. Maka ia mencopot
mantelnya yang lama,
diberikannya kepada lelaki
tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya.

Menjelang saat-saat
terakhirnya, suamimu melihat
balasan amal kebajikannya itu
sehingga ia pun menyesal dan
berkata, “Coba andaikan yang masih baru yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku
yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”.Itulah yang dikatakan suamimu
selengkapnya.

Kemudian, ucapannya yang
ketiga, apa maksudnya, ya
Rosulullah?” tanya sang istri
makin ingin tahu.

Dengan sabar Nabi
menjelaskan,”ingatkah kamu
pada suatu ketika suamimu
datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti
yang telah dicampur dengan
daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba- tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan
meminta makanan.

Suamimu lantas membagi rotinya
menjadi dua potong, yang
sebelah diberikan kepada
musyafir itu. Dengan demikian,
pada waktu suamimu akan
nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya
itu. Karenanya, ia pun menyesal
dan berkata ‘ kalau aku tahu
begini hasilnya, musyafir itu
tidak hanya kuberi separoh.
Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah
pasti ganjaranku akan berlipat ganda.

Sabahatku, coba kita lihat apa
kata Al-Qur’an :
“Jika kamu berbuat baik
(berarti) kamu berbuat baik
bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri”. (Al-Isra:7)

Sumber ; http://vmaniez.wordpress.com/
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit
Feed

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mengatakan