Welcome to Dian Kurniawati blog

Welcome to  Dian Kurniawati blog
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain

Jumat, 06 Juli 2012

Sebuah Mahar Mulia

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Setiap wanita pastilah memiliki mimpi yang indah bagi kehidupan pernikahannya.

dan ketika gerbang pernikahan telah di depan
mata, pastilah juga akan banyak hal yang dipersiapkan.

Salah satunya adalah
tentang mahar yang akan diterima sang wanita dari calon suami mereka.

Telah banyak kita mendengar, tentang kenyataan yang beredar di luaran, tentang besarnya jumlah permintaan mahar dari sang calon istri.

Seolah-olah tergambar bahwa menikah itu sangat mahal dan sulit dilakukan

.

Saudariku yang dirahmati Allah...

Sudahkah sampai kepada kita tentang kisah Rumaisha’ Ummu Sulaim binti Malhan
bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin Najar Al-
Anshariyah Al-Khazrajiyah, atau yang dikenal dengan nama Ummu Sulaim? Beliau adalah salah satu wanita muslimah yang teguh dan setia di atas keislamannya.

Telah terukir dalam hati
beliau keterikatan hati kepada Islam, dan
lebih kuat daripada keterikatan hatinya
terhadap kenikmatan dunia.

Bahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Beliau termasuk golongan
pertama yang masuk Islam dari kalangan
Anshar yang telah teruji keimanannya
dan konsistensinya di dalam Islam.

Abu Thalhah, seorang yang kafir, namun
sangat tertarik kepada beliau, karena
Kesabaran dan ketabahannya menghadapi
cobaan. selanjutnya, Abu Thalhah pun
melamar beliau dengan tawaran mahar
yang tinggi.

Namun, Ummu Sulaim menyatakan ketidaktertarikannya terhadap semua harta dunia itu.

Beliau berkata, “Demi Allah, orang seperti
anda tidak layak untuk ditolak, hanya
saja engkau adalah orang kafir,
sedangkan aku adalah seorang muslimah
sehingga tidak halal untuk menikah
denganmu. Jika kamu mau masuk Islam maka itulah mahar bagiku dan aku tidak
meminta selain dari itu.” (HR. An-Nasa’i).

Akhirnya menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah dengan mahar yang teramat mulia, yaituIslam.

Kisah ini membuktikan betapa kemuliaan
Ummu Sulaim yang menjadikan iman dan
islam lebih tinggi kedudukannya dari pada
hanya sekedar permintaan harta dunia kepada suaminya.

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa
sallam bersabda, “Aku belum pernah
mendengar seorang wanita pun yang
lebih mulia maharnya dari Ummu Sulaim
karena maharnya adalah Islam.” (Hr. Nasa’i).

Subhanallah....

Saudariku yang dirahmati Allah, memang
mahar adalah pemberian yang diberikan oleh suami kepada kita sebagai istri dengan sebab pernikahan.

Namun alangkah baiknya jika hal tersebut
tidak memberatkan dan menambah beban
beliau sebagai suami kita.

Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga telah melarang kita untuk bermahal-mahal dalam mahar? Sabda beliau “Di antara kebaikan wanita ialah memudahkan maharnya dan memudahkan rahimnya.” (HR. Ahmad) dan “Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah
yang paling mudah maharnya.” (HR. Abu Dawud)

Semoga kisah wanita mulia diatas bisa
menjadi contoh teladan bagi kita semua
dan meluruskan pandangan kita yang
mungkin keliru dalam memaknai mahar.
Dan semoga Ummu Sulaim sang wanita
mulia tersebut, memotivasi kita agar belajar untuk lebih konsisten dengan
keislaman kita. Aamiin.

(Syahidah/voa-islam.com)


sumber : http://www.facebook.com/CintakucintaAllah
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit
Feed

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mengatakan