Pertambahan,
ya? Bukan pengurangan? Kenapa matematikanya begitu? Matematika
pengurangan dari mana, ketika dikurangi hasilnya malah lebih besar?
Kenapa bukan 10-1 = 9?
Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari
apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi.
Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil dari Quran
Surat Al-An`am ayat 160, Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi
mereka yang mau berbuat baik (sedekah).
Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang
sepuluh itu, maka hasil akhirnya bukan 9, melainkan 19. Sebab yang satu,
yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.
Bagi mereka yang mau bersedekah dengan lebih besar, tentu akan lebih
banyak lagi yang didapatnya. Sebab Allah menjanjikan balasan
berkali-kali lipat, bahkan dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah
menjanjikan hingga 700x lipat.
Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah
itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-husnudzdzan-an
(positive thinking) ke Allah, bahwa Allah pasti membalas dengan balasan
yang pas buat kita.
2.5 % Tidaklah Cukup
Barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke sedekah juga
hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Jika
kita coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa
sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh yang signifikan.
Contoh berikut ini, adalah seorang karyawan yang punya gaji 1juta.
Dia punya pengeluaran rutin 2 juta. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari
penghasilan yang 1juta itu. Maka perhitungannya adalah: 2,5% dari
1.000.000 = 25.000. Maka yang tercatat: 1.000.000 – 25.000 = 975.000.
Angka 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang
2,5% yang dikeluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000.
Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak
terduga) sebesar: 975.000 + 250.000 = 1.225.000.
Jadi, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1juta, hanya
Rp. 1.225.000,-. Angka ini masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar
Rp.2 juta. Jadi, jika dia sedekahnya 2,5%, dia harus mencari sisa Rp.
775.000 untuk menutupi kebutuhannya.
Maka sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Hasilnya akan lebih besar bila sedekah 10%.
perhitungannya adalah : 10% dari 1.000.000 = 100.000. Maka yang tercatat : 1.000.000 – 100.000 = 900.000.
Ingatlah, angka 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan
mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali
lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal
mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
900.000 + 1.000.000 = 1.900.000.
Dengan perhitungan ini, dia berhasil mengubah penghasilannya
mendekati angka pengeluaran yang 2 juta. Dia cukup butuh 100 ribu
tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkannya.
Saudaraku, janganlah merasa berkecil hati jika hanya mampu bersedekah
2,5%. Sedekah tersebut tetap akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita,
di dunia maupun akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lainnya.
Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan selalu
berjamaah. Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya; qabliyah
ba’diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan dengan orang
tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan sekerja, kawan
usaha. Ditambah bila maksiat dan keburukan sedikit, insya Allah, Allah
mencukuplkan segala kebutuhan kita.
SEDEKAH bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus
dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan
ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan
Allah. Inilah fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Hidup kita jadi susah, lantaran banyak dosa. Dosa-dosa itulah yang
mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari kasih sayang Allah.
Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah maupun terhadap
manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan. Hidup pun
banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan
kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan
menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa Allah berikan ini semua?
Jelas, Allah memberikannya kepada yang mau bersedekah dan yang membantu
orang lain atau yang peduli dan berbagi dengan sesama.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mengatakan