Metrotvnews.com, Jakarta:Pengembangan bangunan dengan konsep ramah
lingkungan atau yang lebih dikenal dengan bangunan hijau di Indonesia,
baru ada dua buah. Angka ini terlalu minim dibandingkan negara ASEAN
lain seperti Singapura.
Kedua bangunan tersebut ialah Kantor Manajemen Pusat PT Dahana (Persero) di Subang, Jawa Barat, dan Menara BCA PT Grand Indonesia, Jakarta. "Kedua bangunan ini telah meraih sertifikasi bangunan hijau (greenship certification) dari BGCI," kata Director of Rating and Technology Green Building Council Indonesia (GBCI), Rana Yusuf Nasir, di Jakarta, Kamis (5/7).
Meski relatif minim, konsep pengembangan bangunan ramah lingkungan ini kini semakin diminati. Tercermin dari semakin banyaknya bangunan atau gedung yang didaftarkan untuk memperoleh sertifikasi hijau.
"Saat ini terdapat sebanyak 10 bangunan yang tengah berada dalam tahap registrasi antara lain Mall Senayan City, Jakarta, The Breeze Office, BSD City, Tangerang, RS dr Kariadi, Semarang, serta Pabrik Harapan Jaya, Batam," sebutnya.
Rana menambahkan bangunan atau gedung merupakan penghasil terbesar emisi global karbondioksida (CO2), yaitu lebih dari 30%, sehingga menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global.
Saat ini kawasan Amerika, Eropa, Kanada dan Jepang mengontribusi sebagian besar emisi gas rumah kaca. Namun, pertumbuhan penduduk yang pesat pada banyak kawasan seperti Brasil, Rusia, China, India dan Asia Tenggara menyebabkan emisi CO2 bertambah dengan cepat.
Sejalan dengan hal itu, giatnya pembangunan dan sektor konstruksi di Indonesia pun turut meningkatkan kontribusi CO2 secara signifikan. "Ini akan memperburuk kondisi lingkungan Indonesia, termasuk kualitas udara dalam ruang yang sangat memengaruhi kesehatan manusia. Apalagi hampir 90 persen hidup manusia berada dalam ruangan," terangnya.
Menurut Rana, kualitas udara dalam ruang yang buruk dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan kesehatan pada manusia yang biasa disebut dengan "sick building syndrom" (SBS) seperti sakit kepala, pusing, batuk, sesak napas, bersin-bersin, pilek, iritasi mata, pegal-pegal, mata kering, gejala flu dan depresi.(Ant/BEY)
Kedua bangunan tersebut ialah Kantor Manajemen Pusat PT Dahana (Persero) di Subang, Jawa Barat, dan Menara BCA PT Grand Indonesia, Jakarta. "Kedua bangunan ini telah meraih sertifikasi bangunan hijau (greenship certification) dari BGCI," kata Director of Rating and Technology Green Building Council Indonesia (GBCI), Rana Yusuf Nasir, di Jakarta, Kamis (5/7).
Meski relatif minim, konsep pengembangan bangunan ramah lingkungan ini kini semakin diminati. Tercermin dari semakin banyaknya bangunan atau gedung yang didaftarkan untuk memperoleh sertifikasi hijau.
"Saat ini terdapat sebanyak 10 bangunan yang tengah berada dalam tahap registrasi antara lain Mall Senayan City, Jakarta, The Breeze Office, BSD City, Tangerang, RS dr Kariadi, Semarang, serta Pabrik Harapan Jaya, Batam," sebutnya.
Rana menambahkan bangunan atau gedung merupakan penghasil terbesar emisi global karbondioksida (CO2), yaitu lebih dari 30%, sehingga menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global.
Saat ini kawasan Amerika, Eropa, Kanada dan Jepang mengontribusi sebagian besar emisi gas rumah kaca. Namun, pertumbuhan penduduk yang pesat pada banyak kawasan seperti Brasil, Rusia, China, India dan Asia Tenggara menyebabkan emisi CO2 bertambah dengan cepat.
Sejalan dengan hal itu, giatnya pembangunan dan sektor konstruksi di Indonesia pun turut meningkatkan kontribusi CO2 secara signifikan. "Ini akan memperburuk kondisi lingkungan Indonesia, termasuk kualitas udara dalam ruang yang sangat memengaruhi kesehatan manusia. Apalagi hampir 90 persen hidup manusia berada dalam ruangan," terangnya.
Menurut Rana, kualitas udara dalam ruang yang buruk dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan kesehatan pada manusia yang biasa disebut dengan "sick building syndrom" (SBS) seperti sakit kepala, pusing, batuk, sesak napas, bersin-bersin, pilek, iritasi mata, pegal-pegal, mata kering, gejala flu dan depresi.(Ant/BEY)
Sumber : http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/07/05/97330/Baru-Ada-Dua-Bangunan-Hijau-di-Indonesia/3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mengatakan